Mimpi menjadi pemain sepakbola hebat yang kini sirna termakan Usia
"Aku kelak akan bisa seperti Ronaldo, bisa bermain di stadion besar seperti Old Trafford, ditonton puluhan ribu penonton, meliak-liuk dan membuat gol penting," begitu kelakar dari bocah cilik 11 tahun lalu dari sudut Desa Di banten. Kelakarnya sangatlah polos, jujur, dan penuh kesungguhan. Hanya bermodalkan bola plastik, yang terkadang sudah kempes ataupun penyok, tanpa sepatu tanpa kaos kaki alias nyeker (telanjang kaki). Tak ada guratan kesedihan sama sekali, yang ada hanya kegembiraan. Tak ada wasit disana, aturan bebas sesuai konvensi yang memainkan. Bila tendangan yang masuk di gawang terlampau tinggi untuk dijangkau oleh kiper maka tak dianggap masuk. Entah dari mana aturan itu terumuskan. Peluit panjang pun memiliki dua opsi, pertama tergantung konvensi pemainnya atau kedua bertandakan seorang ibu yang membawa sapu, mengingatkan anaknya untuk mengaji ataupun hari telah beranjak gelap. Kebanyakan opsi dua sering terjadi, kalau kita tidak dilakukan sapu ibu akan ber...